Monday, April 9, 2012

Training Death Growl – Melatih Vokal Parau Untuk Para Headbanger


Sebelumnya, perlu diketahui bahwa ; tekhnik terpenting dalam berlatih/menggunakan Death Growl adalah membentuk keseimbangan antara gaya yang digunakan pada pita suara dengan diafragma. Hal ini disebabkan jika hanya menggunakan pita suara saja, maka suara yang dihasilkan tidaklah begitu parau dan hanya akan memberikan tekanan berlebih pada tenggorokan, bahkan mungkin  jika dilakukan terus-menerus akan berdampak pada rusaknya pita suara. Teknik yang paling tepat adalah dengan mengeluarkan udara dari diafragma secara benar, perlahan dan merata pada seluruh kata.


Namun sebelum itu, pertama-tama, persiapakan dahulu lagu yang akan anda gunakan untuk latihan, semisal lagu milik Vader atau Behemoth. Boleh juga disesuaikan dengan pilihan anda sendiri yang paling anda sukai dan telah hafal dengan liriknya.

Serta, satu jam sebelum berlatih Death Growl. Minumlah air putih yang masih suam-suam kuku terlebih dahulu. Hal ini akan membantu menguatkan pita suara anda natinya, serta melindunginya. Perlu diingat, yang diminum adalah air suam-suam kuku, bukan air dingin. Karena meminum air dingin dapat membuat pita suara menegang saat berlatih/menggunakan tekhnik vokal ini (Death Growl).

Lakukan pemanasan. Pemanasan ini dapat dilakukan hanya dengan bersenandung ringan menyanyikan lagu-lagu rock  jangan gunakan tekhnik Death Growl terlebih dahulu, karena pemanasan ini hanya bertujuan untuk membuka diafragma anda. Perlahan-lahan, beri tekanan-tekanan pada tenggorokan saat anda bernyanyi, hingga anda bisa merasakan diafragma anda, dan menghasilkan suara yang bersih – sesuai yang anda ingini.

Setelah pemanasan dirasa cukup, mulailah tekhnik Death Growl :

  1. Ambil nafas dalam-dalam hingga paru-parumu (diafragma) terisi cukup banyak udara lakukan seperti cara mengambil nafas saat anda bernyanyi seperti biasanya.
  2. Keluarkan udara/nafas dengan perlahan secara merata. Dengan posisi leher yang dikencangkan. Dan arahkan udara/nafas yang anda keluarkan dari diafragma ke arah tonsil. Lakukan dalam satu gerakan – tapi jangan menekannya terlalu keras. Ingatlah bahwa tujuan utamanya adalah membuat suara anda menjadi parau, keras dan dalam – bukan merusak pita suara.*1
Latihan lain untuk memperkuat suara parau anda juga dapat dilakuakan dengan tekhnik sebagai berikut :
  1. Ambil nafas dalam-dalam, kemudian tekan keluar dari diafragma, dengan leher yang juga dekencangkan. Suara yang dihasilkan adalah meniru anjing yang sedang menyalak-nyalak/menggonggong.
  2. Perpanjang suara menggonggong dengan mencobanya beberapa kata. Lakukan tehnik ini dengan seimbang, jangan langsung membuat suara gonggongan keras namun selanjutnya lirih, atau bahkan kurang terdengar. Buatlah seimbang.*2

Terakhir setelah anda cukup mahir melakukan tekhnik ini (Death Growl). Cobalah untuk meningkatkan kemampuan anda dengan berlatih membuat suara parau yang lebih keras, lebih cepat, lebih lamban, atau lebih dalam.

*1 Pada awalnya, suara parau yang dihasilkan, umumnya masih belum seperti suara parau yang diinginkan. Dibutuhkan latihan untuk mencapainya.

*2 Cara ini diperuntukkan untuk membuka tenggorokan dan melatih suara parau/mendengus supaya lebih kuat.

PS :
* Untuk menjaga agar suara anda tetap parau dan selalu siap bernyanyi/menggunakan Death Growl, minumlah air putih setelah selesai latihan.
* Meminum susu secara rutin akan sangat membantu anda dalam membentuk suara growl.

Memaksimalkan Kemampuan Diafragma Dan Paru-Paru Saat Melakukan Olah Vokal

Istilah mengggunakan pernafasan diafragma untuk menghasilkan suara yang baik dan segala macamnya sangat sering didengar dalam pelatihan vokal. Namun sayangnya, istilah ini kadang tidak dimengerti dan dipahami dengan baik. Sebenarnya, seperti apakah cara bernyanyi menggunakan diafragma tersebut? Dan bagaimanakah cara bernafas menggunakan diafragma ? Sebelum membahasnya, perlu diketahui dulu tentang diafragma dan sistem kerjanya.


Diafragma, adalah sistem otot yang menjadi sekat antara rongga dada dan rongga perut. Terletak di sekeliling paru-paru bagian bawah, dan melekat pada tulang rusuk. Otot-otot diafragma berfungsi mengatur dan mengendalikan pernafasan saat melakukan inspirasi, dan ekspirasi.

Pada waktu menarik nafas (inspirasi), otot diafragma anda berkontraksi, sehingga bentuknya yang semula cembung keatas menjadi mendatar. Sebagai akibatnya, rongga dada membesar dan tekanan udara di dalam paru-paru menurun. Alhasil, udara dari lingkungan akan masuk ke dalam paru-paru untuk menyetarakan tekanan tersebut. Hal sebaliknya terjadi saat ekspirasi. Saat mengeluarkan nafas, otot diafragma akan berelaksasi dan kembali ke posisi semula, yaitu cembung keatas. Menyebabkan volume rongga dada mengecil, dan tekanan udara dalam paru-paru naik, sehingga udara yang tadinya berada di dalam paru-paru tertekan keluar.

Jadi, pada dasarnya. Setiap orang sebenarnya selalu bernafas mengunakan otot diafragma. Namun dalam olah vokal, yang dibutuhkan adalah kemampuan untuk mengaturnya, sehingga udara yang keluar-masuk paru-paru dapat digunakan secara efektif, serta memaksimalkan fungsi paru-paru. Kenapa hal ini penting ? karena untuk menghasilkan banyak kata-kata dan suara yang baik saat oleh vokal, dibutuhkan udara yang cukup banyak.

Kesalahan yang umum terjadi adalah pada kebanyakan orang dewasa, hanya menggunakan bagian atas paru-parunya untuk melakukan pernafasan. Akibatnya, udara yang dihirup cenderung sedikit, dan pernafasan yang dilakukan lebih cepat. Sehingga tak cukup baik untuk melakukan olah vokal. Untuk itu, dibutuhkan latihan mengontrol kemampuan diafragma dan pernafasan dengan baik, supaya udara yang dihirup bisa maksimal.

Dan untuk melatihnya, langkah yang harus dilakukan hanyalah membiasakan diri bernafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara pelan-pelan. Ketika menarik nafas, rasakan perut anda menggembung, tapi bukan dipaksa untuk menggembung. Biarkan menggembung secara alami. Atur sedemikian rupa hingga anda terlatih dan jadikan hal ini menjadi kebiasaan. tujuannya tak lain adalah supaya anda mampu mengontrol pernafasan dengan baik.

Kemudian pada saat bernyanyi, manfaatkanlah waktu seefisien mungkin untuk mengatur pernafasan. Dan sehemat munkin menggunakan udara yang anda keluarkan (nafas) untuk menghasilkan suara.*1 Itulah kunci dari bernafas menggunakan diafragama saat bernyanyi.

Tidak ada hal yang begitu khusus dalam hal ini sebenarnya. Hanya dibutuhkan kemampuan untuk mengatur pernafasan dengan baik, dan membiasakannya.

*1 Khusus untuk jenis olah vokal yang menarik nafas (inhale). Lakukan sebaliknya. Yakni, hematlah udara yang anda tarik untuk menghasilkan suara, sehingga anda bisa menghasikan lebih banyak kata. Gunakan kemampuan paru-paru untuk menarik nafas (udara) sedalam dan sebanyak mungkin, hal ini akan sangat membantu. Serta, manfaatkan waktu seefisien mungkin untuk mengeluarkan udara.